Kolom IKN
Image default
Berita Populer

PLTS IKN Tahap 1 Siap Menyala Akhir Februari 2024, Wujudkan Green City

KolomIKNIbu Kota Nusantara (IKN) menjadi salah satu proyek strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Indonesia. Rencana pemindahan Ibu Kota sendiri telah dicanangkan sejak Era Presiden Soekarno pada tanggal 17 Juli 1957.

Palangkaraya dipilih menjadi lokasi strategis, ideal dan potensial menurut Soekarno untuk dijadikan Ibu Kota, namun gagal. Lantas pada tahun 2019, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengangkat isu dan memilih wilayah Penajam Paser Utara Kalimantan Timur sebagai lokasi Ibu Kota yang baru. 

IKN direncanakan akan diresmikan pada 17 Agustus 2024, bertepatan dengan Hari Kemerdekaan ke-79. Untuk itu, sejumlah infrastruktur pun tengah dipersiapkan dan dalam tahap pembangunan. 

Salah satunya, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Tahap 1 di IKN yang akan siap beroperasi mulai 29 Februari 2024. Proyek ini ditempatkan di lahan seluas 80 hektar milik Otorita IKN (OIKN).

PLTS Tahap 1 tersebut berkapasitas 10 megawatt (MW), dari total keseluruhan kapasitas yang direncanakan akan mencapai 50 MW.

Harjono mengatakan bahwa Tahap I ini sudah siap beroperasi. Semua bagian dari platform PLTS telah terpasang dan siap digunakan.

“Yang 10 megawatt ini kita kerjakan secara internal di perusahaan Nusantara Power Group,” kata Harjono,  Jumat (16/2/2024).

Direktur Utama PT PLN Nusantara Renewables, Harjono menyebutkan, mulai dari panel surya, inverter ke trafo, hingga powerhouse control building sudah rampung dibangun selama enam bulan sejak Agustus 2023 lalu. 

Sementara untuk tahap kedua yakni 40 MW sisanya ditargetkan akan selesai dalam jangka waktu sembilan bulan. 

PLTS tersebut juga sudah dilengkapi dengan gardu induk berkapasitas 50 MW beserta kabel transmisinya yang sudah siap dilanjutkan pelaksanaannya. 

Dengan adanya PLTS di IKN ini, ditargetkan untuk dapat memasok listrik IKN di tahun 2024. 

Harjono melanjutkan, apabila telah beroperasi secara penuh, nantinya PLTS ini akan mampu menyalurkan listrik ke gardu induk. Lalu dari PLTS, listrik akan tersalurkan ke gardu induk GIS IV yang ada di IKN.

Selain itu, PLTS juga dibangun agar mampu memasok seluruh kebutuhan total listrik di IKN. Bahkan bisa melebihi pasokan yang dibutuhkan.

“Jadi kalau ditotal itu, semua nanti permintaan (listrik) di IKN kurang lebih 24 megawatt. Itu kondisi kebutuhan penuh ya, kemungkinan enggak sampai segitu, hanya 20-30 persen. Jadi kalau dari sini 50 megawatt sangat cukup,”  jelas Harjono.

PLTS senilai USD64  juta diharapkan mampu memproduksi energi hijau sekitar 93 gigawatt hour per tahun dan mampu merudksi emisi sebesar sebesar 104.000 ton C02 per tahun.

PLTS ini dibangun untuk mendukung pembangunan di iKN dan guna mewujudkan kota hutan cerdas yang berkelanjutan, hijau, dan ramah lingkungan. 

Harjono mengatakan pembangunan PLTS 50 MW ini merupakan bagian dari rencana pemerintah untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT) di IKN Nusantara. 

Pemerintah menargetkan IKN Nusantara dapat menggunakan EBT sebesar 80% dari total kebutuhan listriknya pada tahun 2045. Sehingga pembangunan PLTS yang menggandeng perusahaan energi asal Singapura Samcorp terus dikebut.

Dampak PLTS untuk Lingkungan

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif dalam konferensi pers Capaian Kinerja Sektor ESDM tahun 2023, Senin (15/1/2024) mengatakan bahwa PLTS ini dibangun untuk mewujudkan proyek Green City di IKN.

“Untuk proyek Green City untuk IKN, sudah dilaksanakan antara lain PLTS 10 MW yang Commercial Operations Date (COD) bulan depan tahun 2024, kemudian juga PLTS 40 MW ini akan COD di pertengahan tahun 2024,” ujar Arifin. 

Dipilihnya PLTS dalam mewujudkan Green City pun dirasa tepat, mengingat pemanfaatan pembangkit listrik dengan menggunakan tenaga surya memiliki banyak kelebihan, terutama untuk lingkungan.

Salah satu kelebihan PLTS yakni pemanfaatan energi yang tak terbatas. Sinar matahari sebagai sumber utama dari PLTS dipastikan selalu ada setiap hari dan tidak akan pernah kekurangan. 

Mendapatkan energinya sangat mudah, terutama saat pagi dan siang hari ketika sinar surya bisa dipeoleh lebih maksimal. 

Penggunaan PLTS pun bisa kita lihat telah sejalan dengan kampanye yang terus digaungkan oleh pemerintah terkait pengurangan dampak pemanasan global. Menggunakan listrik yang berasal dari energi surya dapat menjadi upaya yang tepat untuk mengurangi efek pemanasan global. 

Bahkan, PLTS tidak menghasilkan emisi apapun dan jauh lebih ramah lingkungan daripada pembangkit listrik lainnya terutama yang menggunakan bahan bakar fosil. 

Selain PLTS, sebagai sumber listrik utama ramah lingkungan untuk pembangunan di IKN, PLN juga telah menyediakan infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik (SPKLU) di IKN, dalam rangka penggunaan kendaraan listrik sebagai sarana transportasi utama di ibukota baru.

Sumber energi bersih yang akan digunakan untuk memasok IKN pun diketahui akan menggunakan gas bumi. Hal ini terbukti dari adanya Skema Komersial Gas Bumi IKN yang disetujui oleh Kementerian ESDM dan Pertamina Group pada Rapat Jaringan Gas IKN di Sentul pada 1 September 2023. 

Related posts

IKN Siapkan Hari Kemerdekaan RI ke-79 dengan Rumput Lapangan Berstandar FIFA

Dian Purwanto

Belanda Tertarik Kerja Sama Proyek Pembangunan Ibu Kota Nusantara

Dian Purwanto

Perkembangan IKN dengan Kehadiran Starlink

Dian Purwanto

Leave a Comment