KolomIKN – Otoritas Ibu Kota Nusantara (OIKN) berambisi agar Ibu Kota Nusantara (IKN) dapat menerima pasokan listrik berkapasitas 50 megawatt (MW) berbasis energi bersih pada bulan Juli 2024. Langkah ini diambil dalam rangka memenuhi kebutuhan listrik pada tahap pertama pemindahan IKN.
Agus Gunawan, Direktur Transformasi Hijau OIKN, menjelaskan bahwa PT PLN (Persero) kini tengah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebesar 10 megawatt (MW) di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP).
“PT PLN saat ini sedang membangun PLTS sebesar 10 megawatt, dan diharapkan akan beroperasi pada Februari 2024,” ujarnya pada hari Jumat (8/12/2023).
Untuk memenuhi sisa kebutuhan pasokan listrik bersih sebesar 40 megawatt, OIKN akan bekerja sama dengan sejumlah investor asing, termasuk dari Jerman, China, dan Korea.
Baca Juga : 5 Rekomendasi Wisata dekat IKN Nusantara
Selanjutnya, Agus juga mengungkapkan bahwa OIKN akan merancang insentif bagi pelaku usaha yang berencana mengembangkan proyek energi terbarukan di IKN. Para perusahaan tersebut juga akan mendapatkan kemudahan dan insentif pajak yang lebih rendah.
“Kami masih berharap adanya investor yang akan membangun proyek energi surya di IKN, dan tentu saja, bagi investor yang akan membangun pembangkit listrik dari sumber energi terbarukan akan mendapatkan insentif-insentif tertentu,” tambah Agus.
Dalam rencana pembangunan IKN, dijelaskan bahwa ibu kota baru Indonesia tersebut bertujuan untuk mencapai nol emisi karbon atau net zero emission pada tahun 2045. OIKN juga menargetkan pembangunan 19 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di KIPP sebelum 17 Agustus 2024 untuk mendukung kebutuhan energi bersih di IKN ke depan.
“Jadi, investor dipersilakan untuk membangun SPKLU, baik itu misalnya di tempat park and ride, di mal, dan juga di masing-masing kementerian, kita akan menetapkan SPKLU,” pungkasnya.
Baca Juga : Pajak Pekerja IKN Akan Ditanggung Pemerintah
