KolomIKN– Proses pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) semakin menunjukkan kemajuan yang mengagumkan.
Pembangunan IKN yang kini tengah berlangsung di Kalimantan Timur, terus menyedot perhatian para investor untuk mengucurkan dana investasi untuk pembangunan sederet fasilitas masyarakat .
Dilaporkan investasi senilai Rp41 triliun di IKN telah dikantongi, dimana dana itu berasal dari sejumlah investor kelas kakap dan lokal.
Melansir YouTube Titik Nol Nusantara, terhitung sudah ada 23 instansi yang saat ini sudah masuk dalam daftar investor pelopor di IKN.
Sebanyak empat dari 23 investor yang masuk, dilaporkan sudah melaksanakan peletakan batu pertama tahap satu. Penasaran, siapa saja empat investor pertama tersebut?
Mari kita perhatikan lebih dalam terkait sejumlah investor yang akan menciptakan fasilitas-fasilitas untuk menunjang keberlangsungan hidup masyarakat di IKN nantinya.
Daftar Investor yang Menanamkan Dana di IKN
Konsorsium Nusantara merupakan satu dari empat investor yang melakukan investasi di IKN untuk beragam proyek yang berisi Agung Sedayu Group, Adaro, Sinarmas, Pulau Intan, Salim Group, Astra, Mulia Group, Barito Pasifik, Kawan Lama hingga Alfamart.
Menyusul Konsorsium Nusantara, Vasanta Innopark juga tak ketinggalan melakukan investasi untuk sejumlah proyek baru di IKN.
Vasanta Innopark nantinya akan membangun RS Abdi Waluyo, hotel hingga yang tak kalah mencengangkan adalah proyek pembangunan pusat pelatihan PSSI, yang nantinya akan digunakan untuk pelatihan sepakbola internasional FIFA.
Senilai Rp23,1 miliar telah ditanamkan investor pertama yang sudah meletakkan batu pertama tahap satu, untuk menciptakan sederet fasilitas terkemuka di IKN.
Hingga kini, nilai investasi itu menjadi porsi terbesar dari total kucuran dana investasi yang telah dilakukan sejumlah investor lainnya pada 2023.
Selain itu, ada juga sejumlah investor yang telah melakukan peletakan batu pertama dan masuk dalam tahap ke-2.
Rumah sakit, Pakuwon Group hingga Jakarta International School yang dipelopori oleh berbagai kedutaan besar.
Selain itu, Mayapada Hospital dan Astra juga mengekor di belakang Jakarta International School, sebagai investor yang telah melakukan peletakan batu pertama pada proyek yang akan dibangunnya di IKN.
Melakukan relokasi sekolah SD Negeri 020 Sepaku adalah proyek yang mendapat investasi dari Mayapada Hospital dan Astra di IKN.
Dari instansi pemerintah, juga tak mau kelewatan untuk mengalirkan dana investasi dalam proses pembangunan IKN. Mereka adalah Kementerian Perhubungan, BPJS Ketenagakerjaan, Bank Indonesia hingga PT PLN.
Kementerian Perhubungan diketahui akan membantu proses pembangunan bandara VVIP di IKN. Sementara kantor pusat dan kantor Bank Indonesia nantinya mendapat aliran dana dari BPJS Ketenagakerjaan.
Lain halnya dengan PT PLN yang akan membantu dana untuk proses pembangunan PLTS 50 megawatt di IKN.
Diperkirakan total investasi dari sembilan investor dan lembaga pemerintahan dalam peletakkan batu pertama ke-2 telah mencapai Rp13,1 triliun.
Lantas, siapa saja investor yang kini telah masuk dalam daftar yang masuk dalam tahap peletakkan batu ke-3 di IKN?
Terhitung setidaknya ada 11 instansi yang disebut sudah masuk dalam investor yang telah melakukan peletakan batu ke-3.
Seperti investor yang melakukan peletakan batu pertama ke-2, pada tahap ke-3 ini sejumlah instansi pemerintah juga ikut mencairkan dana untuk kelanjutan pembangunan IKN.
Adapun instansi pemerintahan itu terdiri dari Polri, TNI AD, Kementerian Kesehatan, Kementerian PUPR, hingga Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Untuk Polri, pihaknya akan membangun kantor pusat. Lain halnya dengan TNI AD yang memilih mendirikan komando distrik militer.
Sementara untuk rumah sakit di IKN, nantinya akan dipelopori oleh Kementerian Kesehatan secara langsung. Lalu untuk penghijauan dan rehabilitasi akan diambil alih oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Namun tak hanya sejumlah instansi pemerintah saja yang menjadi investor dalam tahap pembangunan ke-3 IKN.
Beberapa perusahaan nasional juga tak mau kalah membangun sejumlah fasilitas yang dapat menunjang kehidupan masyarakat kedepannya di IKN.
Salah satu perusahaan kelas kakap di negara kepulauan ini yang ikut menjadi investor IKN adalah Aqua.Dimana nantinya, Aqua akan memberi dana untuk proses pembangunan miniatur hutan tropis di IKN.
Kemudian ada juga Bluebird yang akan menunjang biaya untuk kantor dan layanan transportasi di tempat yang menonjolkan konsep kota hutan dan kota pintar ini.
Lain halnya dengan Polri yang berencana akan mengucurkan dana untuk pembangunan kantor pusat TNI Angkatan Darat (AD).
Untuk fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, nantinya akan mendapat bantuan dari Kementerian Kesehatan sebagai investor.
Sementara untuk aspek penghijauan dan rehabilitasi di tempat ibu kota baru Indonesia ini, akan mendapat bantuan dana dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, bersama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Dana senilai Rp5,9 triliun diperkirakan sudah dikucurkan 10 investor itu untuk pembangunan IKN, dengan melakukan tahap peletakan batu pertama ke-3 yang sudah dilakukan beberapa waktu lalu.
Namun rupanya aliran dana tak hanya datang dari sejumlah perusahaan ternama di tanah air saja.Wajah kota cerdas yang direncanakan tahap pembangunan dasarnya rampung pada 2024 ini, diketahui juga mendapat aliran dana investasi dari sejumlah investor luar negeri.
Untuk investor dari luar negeri sendiri, proses investasi diketahui juga sudah dilakukan mereka untuk proses pembangunan di wilayah ibu kota baru.
Sayangnya, proses pengucuran dana belum terjadi karena mereka harus mengikuti proses seleksi yang ketat sebelum melakukan investasi.
Ada proses evaluasi dan studi kelayakan yang harus dilakukan kepada, sebelum para investor asing menanamkan dananya secara keseluruhan.
Proses tender juga akan ikut dilakukan, yang bertujuan untuk menetapkan investor mana yang dinilai terbaik.
Jika proses itu sudah dilewati, tahap akhir bila investor asing ingin berinvestasi di IKN yaitu dengan adanya perjanjian hingga akhirnya proses pembangunan dapat terlaksana sesuai dengan kesepakatan yang sudah ditetapkan.
Meski begitu, hingga kini sudah ada sejumlah investor asing yang sudah memasuki tahap studi kelayakan.
Investor-investor asing itu terdiri dari mereka yang tertarik untuk membangun hunian para aparatur sipil negara (ASN), hingga aparatur keamanan dan pertahanan.
Hingga kini, proses investasi dari investor asing yang tergolong memiliki kemajuan yang cukup signifikan adalah dari CITIC Construction dari China.
Investasi yang dilakukan oleh CITIC Construction di IKN adalah untuk membangun 60 tower hunian bagi Kementerian Pertahanan dan Keamanan.
Sudah masuk dalam proses evaluasi faasibilitasi, CITIC Construction disebut-sebut menjadi perusahaan yang proses investasinya paling maju dari para investor asing lainnya.
Maxim dan IJM yang berasal dari negara Malaysia, juga berada di belakang CITIC Construction yang ingin menanamkan modalnya untuk pembangunan IKN.
Keduanya nantinya akan mengalirkan dana 10 tower dan 20 tower ASN. Hanya saja investor dari negeri Jiran ini masih berada di tahap penyelesaian vasi bilqis, dengan target penyelesaiannya pada akhir 2024.
Namun rupanya pembangunan hunian ASN maupun umum, tak hanya didanai oleh para investor asing saja.
Setidaknya ada enam tower untuk ASN yang mendapat dana dari Summarecon, lalu ada trinitilan dan PT Nindya Karya yang sama-sama ikut menanamkan dananya untuk pembangunan delapan tower ASN hingga.
Perusahaan terkemuka Intiland juga tergabung dalam daftar investor lokal yang akan ikut membangun 109 tower house, diikuti oleh Ciputra 10 tower dan 20 townhouse serta rockfield.
Mereka semua masuk dalam inisiator pembangunan hunian 166 tower sekaligus 159 rumah lapak di IKN, dengan indikasi nilai belanja modal atau kapital expenditure senilai Rp55 triliun.
Tak hanya untuk hunian, investor asing dari luar negeri juga akan ikut masuk dalam enam proyek inisiatif IKN sebagai smart city.
Korea Selatan, Amerika Serikat, Prancis, China, Jerman dan Finlandia adalah sejumlah negara yang telah tertarik untuk menjadi investor smart city IKN.
Dana sebesar Rp55 triliun tercatat telah dikantongi Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mencatat dari penanaman modal asing (PMA) untuk megaproyek IKN.
Namun kelima negara tersebut tak dapat langsung menanamkan modalnya di proyek smart city. Pasalnya negara-negara tersebut harus mengikuti proses seleksi untuk transfer teknologi membangun sistem perkotaan.
Contohnya saja seperti smarts management untuk gedung, hingga berbagai fasilitas untuk air, sampah dan energi.
Layanan pemerintah dalam bentuk a citizen platform, centralist public database, hingga data driven urban planning juga ikut termasuk dalam proses seleksi yang nantinya perlu dijalani kelima negara tadi.
Sementara smart rail dan bass management, integrated mobility platform, smart parking management, real time traffic management juga akan masuk dalam proses pembangunan untuk akses dan mobilitas masyarakat di IKN nantinya.
Untuk smart city maupun augmented surveilance yang mencakup hal keselamatan dan keamanan, juga akan diberi ruang untuk masuk dalam pengelolaan lingkungan dan keberlanjutan hingga livability dan urban life, yang mencakup layanan kesehatan, pandemic management, urban kompor teknologi maupun housing affordability.
Proyek ini diperkirakan akan memulai groundbreaking pada semester 2024, setelah pembangunan infrastruktur dasar tahap pertama selesai.