KolomIKN – Otoritas Ibu Kota Nusantara (OIKN) bersinergi dengan perusahaan Honeywell Indonesia untuk mengembangkan infrastruktur Smart City di wilayah Nusantara, yang terletak di provinsi Kalimantan Timur.
Deputi Transformasi Hijau Digital OIKN, Mohammed Ali Ber, menegaskan harapan agar kolabor dengan Honeywell akan mendorong pengembanganota cerdas yang efektif di Nusantara. Berawi, dalam keterangan di Jakarta pada hari Rabu, menuturkan, “Kami yakin bahwa kesepakatan bersama Honeywell akan mempercepat realisasi dari Smart City Blueprint Nusantara. Ini nantinya akan merealisasikan pengelolaan kota yang lebih baik dan meningkatkan taraf hidup warga.”
Upacara formal penandatanganan memorandum of understanding (MoU) telah dilangsungkan, yang diikuti oleh Berawi dan Presiden Honeywell Asia, Steven Lien. Acara ini juga disaksikan oleh Presiden Direktur Honeywell Indonesia, David Hutagalung.
OIKN, telah menggandeng berbagai perusahaan teknologi internasional, termasuk Honeywell, dalam membangun Nusantara sebagai smart city.
Baca Juga : Solusi ATR/BPN untuk 2.086 Hektare Lahan IKN yang Terhambat Kepemilikan Warga
MoU ini bertujuan untuk mengokkan hubungan kerja, pertukaran ilmu dan pendapat, serta pengalaman dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek kota cerdas di Nusantara, yang sejalan dengan visi sustainable dan ekonomi kreatif yang memberikan manfaat nyata bagi ekonomi lokal dan pengalaman hidup berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia.
Steven Lien, Presiden Honeywell Asia, mengutarakan rasa terhormat dan ambisinya dalam mendukung pembangunan IKN. “Kami merasa terhormat dan bersemangat untuk ambil bagian dalam mengembangkan IKN agar menjadi kota cerdas dengan prinsip zero carbon emission,” tutur Steven.
David Hutagalung, Presiden Direktur Honeywell Indonesia, juga menunjukkan antusiasme yang sama. “Dengan menandatangani inisiatif ini, Honeywell meneguhkan komitmennya untuk mendukung IKN menjadi kota pintar berkelanjutan,” kata Hutagalung.
Selain itu, Honeywell menjadi bagian dari konsorsium perusahaan Amerika yang direncanakan untuk melakukan penilaian terhadap konsep Integrated Command and Control Center pada akhir tahun 2024. Proyek ini mendapat dukungan dari United States Trade and Development Agency (USTDA).
Baca Juga : Persiapan IKN Jelang HUT Kemerdekaan RI Hampir Rampung